Bila karena faktor genetik, akan
menetap. Tapi jika lantaran kurang gizi, harus diperbaiki nutrisinya.
Wajar, kalau usia sekitar 30-40 tahun mulai ada uban. Bisa karena stres,
pengaruh bahan-bahan kimia ataupun lantaran memang usia. Tapi, jika si
balita kita sudah ada uban, rasanya hampir tak bisa dipercaya.
Tentu
saja, kalau kita bicara soal rambut, maka tak terbatas hanya rambut di
kulit kepala. Pasalnya, terang Dr. Ari Muhandari Ardhie, SpKK, semua
kulit di permukaan tubuh kita berambut, kecuali telapak tangan dan kaki
serta sebagian kemaluan. Namun ketebalan rambut berbeda-beda sesuai
lokasi dan komposisi isinya. Rambut di kulit kepala jelas lebih padat
daripada di bagian kulit lain.
Seperti
diketahui, kulit terdiri atas lapisan epidermis (kulit ari), lapisan
dermis (kulit jangat), dan bagian hipodermis yang kaya jaringan lemak.
Lapisan kulit paling luar atau kulit ari, terdiri berbagai lapisan sel
dan yang paling bawah adalah sel basal. "Nah, rambut berasal dari
lekukan kulit yang membentuk kantong-kantong kulit dan merupakan satu
unit dengan kelenjar minyak membentuk unit pilo sebaseus, yang nantinya
akan menghasilkan sebum atau lemak kulit."
Rambut
mulai terbentuk saat janin, namanya lanugo. "Rambutnya halus-halus,
pendek-pendek, dan tipis, serta warnanya cenderung terang." Begitu
lahir, lanjut dokter kulit di RS Anak dan Bersalin Harapan Kita,
Jakarta, ini, rambutnya berganti, dari lanugo menjadi velus, tapi masih
halus dan tipis. "Warnanya pun terang." Di beberapa tempat, kepadatan
velus jumlahnya sedikit lebih banyak, seperti di alis dan bulu mata.
Warna
yang terang pada lanugo maupun velus, disebabkan komposisi pigmennya
lebih sedikit. Namun dengan bertambah usia, rambut di area tertentu akan
menjadi rambut terminal, yang helainya lebih tebal dan pigmennya lebih
nyata. Selain itu, karena pertumbuhan rambut juga dipengaruhi hormon,
antara lain hormon androgen, maka pada anak lelaki nantinya akan tumbuh
kumis, jenggot, dan jambang, serta rambut-rambut di atas perut atau
suprapubik.
PERUBAHAN WARNA
Jadi,
pewarnaan rambut ditentukan oleh pigmen (zat pembentuk warna). Pigmen
ini, jelas Ari, dihasilkan oleh sel melanosit (penghasil melanin, yaitu
pigmen hitam/cokelat tua), yang berada di lapisan basal kulit. Sel
pembentuk warna ini merupakan bagian dari sel-sel di permukaan kulit
yang melekuk ke dalam dan membentuk lekukan folikel/kantong rambut.
Jadi, dalam folikel rambut ada sel-sel yang membentuk warna rambut
seperti halnya sel-sel yang membentuk warna kulit. "Dengan demikian bisa
dibilang, perubahan atau gangguan warna rambut disebabkan pigmennya
berubah atau berhenti."
Menurut Ari,
masalah rambut sebetulnya tak terbatas hanya uban, masih banyak lainnya;
dari gangguan pertumbuhan rambut, gangguan pada batang rambut, masalah
kerontokan rambut, dan masalah kelainan warna rambut. Nah, uban
merupakan salah satu masalah kelainan warna rambut. Ini berarti,
perubahan warna rambut bermacam-macam. Ada yang disebut heterokromia,
yakni adanya sekelompok warna rambut yang berbeda dari warna kelompok
rambut lainnya. Heterokromia ada yang masih dalam batas normal, misal,
sering dijumpai (pada orang tua) warna rambut di kumis, alis, ataupun
jenggot yang sedikit berbeda dari warna rambut di kepala.
Akan
tetapi, mungkin juga terjadi perbedaan warna rambut antara satu lokasi
dari lainnya yang abnormal. Salah satu kemungkinan penyebabnya ialah ada
gangguan persarafan kulit pada lokasi tertentu yang dikenal sebagai
somatic mozaic. Pada kelainan ini akan dijumpai warna rambut yang
berbeda/putih sejumput-sejumput di lokasi tertentu. "Saya kerap
membayangkan, mungkin ini yang mengilhami trend mode rambut sekarang
yang dikenal dengan istilah high light."
Lalu
ada juga uban abnormal yang disebabkan ada kelainan genetik seperti
albino. "Warna putihnya dapat total sampai seluruh rambut atau bulu di
kulit." Ada juga yang bersifat parsial atau hanya terjadi uban pada
sejumput kecil rambut di bagian depan kepala, yang dikenal sebagai
kelainan white forelock.
Selain itu, ada
juga kelainan yang dikenal sebagain poliosis. "Ini dapat dikarenakan
kelainan, misal, vitiligo, yang karena suatu sebab, pigmennya berhenti
dibentuk. Akibatnya, kulit akan berwarna belang-belang putih dan rambut
di bagian kulit tersebut juga menjadi putih. Pernah pula dilaporkan
kasus yang terjadi mendadak, seseorang mengalami kebotakan dan ketika
rambutnya tumbuh ternyata berwarna putih."
TAK USAH DIAPA-APAKAN
Nah,
menyoal uban atau istilah kedokterannya, canities, terang Ari, ada yang
fisiologis/normal dan patologis/abnormal. "Uban yang normal dialami
oleh orang yang usianya sekitar 30-40-an." Ini pun tergantung dari
genetik dan rasnya juga. "Ada ras yang relatif cepat ubanan, ada juga
yang tidak. Jadi, sifatnya individual." Dengan demikian, jika uban
ditemui di bawah usia 30-40 atau usia anak, dikatakan uban dini atau
premature graying atau praecox. Umumnya, rambut putih ini merupakan
kelainan genetik, misal, albino. "Jadi, sudah ada sejak lahir; bisa
total, bisa juga white forelock."
Selain
karena genetik, perubahan warna rambut bisa juga hanya merupakan
symptomatika atau gejala saja, misal, anak dengan warna rambut jagung.
Penyebabnya, bisa karena kurang gizi, bisa juga lantaran pemakaian
bahan-bahan kimia pengubah warna atau dyes/bleach. "Pada orang tertentu,
zat-zat tersebut dapat merusak melanosit, hingga akhirnya warna
rambutnya benar-benar putih."
Yang
penting, menurut Ari, bila anak mengalami ubanan harus dicari
penyebabnya. "Umumnya, dokter akan mencari kaitan dengan masalah
endokrin atau hormonal, ataupun masalah metabolisme karena mungkin saja
terkait dengan penyakit lain, seperti kelainan saraf. Hingga, biasanya
dilakukan pemeriksaan bersama dokter anak." Bila dikarenakan faktor
genetik, akan dicari tahu dulu genetiknya. Selain itu, dokter pun akan
mencari faktor lain penyebabnya. Misal, adakah pemakaian bleaching atau
ada penyakit sebelumnya hingga ketika anak sembuh lalu muncul uban
tersebut.
Pada kasus albino (genetik),
jelas Ari, sifat ubannya akan menetap, hingga tak bisa dicegah.
Sarannya, "orang tua sebaiknya bisa menerima hal itu dan tak usah
diapa-apakan. Yang penting, lindungi tubuh anak, khususnya mata, dari
matahari karena iris matanya pun tak ada pigmen hingga tak terlindungi."
Begitu
pula bila hanya sedikit uban sementara fisik anak bagus, "terima
sajalah 'bunga jambu'nya. Mungkin itu hanya variasi warna atau masalah
kosmetik atau sekadar appearance. Jadi, tak perlu diapa-apakan, semisal
dengan mengecat rambut, karena dikhawatirkan dampaknya alergi akibat
pajanan bahan kimia yang ada dalam pewarna rambut."
Sementara
bila penyebabnya kurang gizi, bisa diperbaiki dengan pemberian nutrisi
yang baik. Kalau tidak, lama-lama bukan cuma uban, tapi rambutnya juga
tak tumbuh. Soalnya, kesuburan rambut juga memerlukan nutrisi yang
bagus. "Pasokan makanan ini akan masuk melalui pembuluh darah, hingga
fungsi sel-sel penghasil pigmennya juga bagus," jelas Ari.
Lain
hal, bila anak mengalami uban dini disertai pula tanda-tanda fisik lain
yang bersifat vital, seperti mukanya tua dan postur tubuhnya abnormal,
"patut dicurigai ada penyakit lain yang tergolong dalam penuaan dini.
Biasanya ini terkait dengan sindrom-sindrom tertentu, yang sifatnya
langka," tutur Ari. Segera perikasakan ke dokter bila terjadi hal
demikian.
Dedeh Kurniasih
Siklus Rambut
Pembentukan
folikel rambut, terang Ari, dimulai saat kehamilan usia 9 minggu. Makin
hari jumlahnya bertambah sesuai usia kehamilan. Begitu bayi lahir,
secara fisiologis tak ada lagi pembentukkan folikel rambut. "Saat lahir,
jumlah folikel rambut di kulit kepala sekitar 1135 per cm persegi. Di
usia setahun, jumlahnya sekitar 795 per cm persegi. Pada dekade ke-3
atau sekitar usia 30-an, jumlahnya 600 per cm persegi." Jumlah yang
makin sedikit ini, jelasnya, bukan lantaran rambutnya mulai mati,
melainkan karena luas permukaannya lebih besar hingga terkesan jumlah
folikelnya lebih sedikit.
Perlu diketahui,
rambut berada dalam suatu siklus, yakni siklus tumbuh atau anagen,
siklus istirahat, dan siklus berhenti, tapi tak semua rambut secara
bersamaan berada pada siklus yang sama. Siklus tumbuh berlangsung
sekitar 3-5 tahun. Di sini, rambut akan terus memanjang. Namun ada juga
lokasi tertentu yang walaupun berada dalam siklus ini, panjang rambutnya
memiliki batas maksimal. Yang jelas, sebagian besar rambut, yaitu 80-85
persen, berada dalam siklus tumbuh; sekitar 5-10 persen berada dalam
siklus diam; dan sisanya adalah siklus berhenti dengan ciri rambut lepas
atau rontok tapi tak terasa nyeri.
Bila
dilihat secara mikroskopik normal, dalam siklus tumbuh, folikel rambut
ada di jaringan lemak yang kaya dengan nutrisi dan pembuluh-pembuluh
darah. "Makanya, rambut bisa tumbuh." Kalau rambut mengalami siklus
istirahat, akan terangkat ke lapisan lebih atas, meninggalkan pembuluh
darah dan lainnya. Folikelnya mulai membulat, hingga pada siklus
berhenti atau telogen, rambut akan terangkat ke atas dan lepas atau
rontok. Meski demikian, ada beberapa sel yang sifatnya akan menggantikan
rambut lepas tadi, hingga sel tersebut nantinya akan tumbuh menjadi
rambut baru lagi.
Merawat Rambut Si Kecil
Sebetulnya, enggak sulit, kok, merawat rambut anak. Ikuti tips berikut:
Saat Keramas
Gunakan
air hangat untuk membasahi rambut, lalu beri sampo khusus untuk anak.
Gosok lembut kulit kepalanya dengan menggunakan jari-jemari kita, lalu
bilas dengan air bersih hingga tak ada sisa busa sampo sedikit pun.
Setelah itu, keringkan dengan handuk tapi jangan terlalu keras
menggosokkan handuk ke rambutnya yang masih basah. Berikutnya, sisir
rambut si kecil dengan menggunakan sisir bergigi jarang agar rambut
terurai dengan baik.
Saat Rambut Kering
Tiap
kali menyisir rambut si kecil, jangan terlalu keras menariknya, tapi
lakukan dengan lembut dan hati-hati. Bila si kecil berambut panjang dan
ia suka sekali rambutnya diikat atau dikepang, pastikan mengikatnya tak
terlalu kuat. Kalau tidak, bisa menyebabkan rambut patah atau bahkan
menyebabkan infeksi kulit kepala.
Agar Rambut Bagus dan Bersinar
Ini
yang terpenting, yaitu beri anak makanan bergizi seimbang dan beragam,
karena nutrisi yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan maupun penampilan
rambut.
Sumber : http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Kok-Kecil-Kecil-Ubanan-Sih