Bagi yang Rambutnya Merah, Punya Uban Justru Lebih Sehat
17 October 2012 10:44
Warna rambut berhubungan juga
dengan kesehatan, salah satunya terkait risiko kanker. Pigmen atau zat
warna bisa mengikat radikal bebas pemicu kanker, sementara uban yang
tidak punya pigmen justru menandakan tidak adanya radikal bebas.
Bagi
kebanyakan orang, rambut beruban pasti selalu dikeluhkan karena memberi
kesan lebih tua dari usia sebenarnya. Bagi yang memang sudah tua,
memudarnya warna rambut sering ditutup-tutupi dengan memakai semir atau
cat rambut agar tampak lebih muda.
Padahal
penelitian terbaru yang dimuat di jurnal Physiological and Biochemical
Zoolog menunjukkan, banyaknya uban justru menunjukkan bahwa seseorang
lebih sehat dalam arti tertentu. Pasalnya, rambut dikatakan beruban
ketika pigmen atau zat warnanya mulai berkurang.
Penelitian
yang dilakukan para ilmuwan dari Museo Nacional de Ciencias Naturales
di Spanyol ini juga mengungkap bahwa pigmen ada 2 macam, yakni eumelanin
dan pheomelanin. Eumelanin memberi warna coklat atau hitam, sementara
pheomelanin memberi warna merah atau coklat muda.
Berbeda
dengan eumelanin, pheomelanin membutuhkan senyawa yang disebut
glutation atau GSH untuk menghasilkan warna pada rambut maupun kulit.
Senyawa ini merupakan antioksidan, yang seharusnya melindungi tubuh dari
radikal bebas pemicu kanker.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa proses pembentukan warna, khususnya oleh pigmen
pheomelanin banyak menghabiskan kadar GSH. Akibatnya reaksi oksidasi
yang menghasilkan radikal bebas meningkat, sehingga risiko kanker juga
ikut meningkat.
Ini berarti, bagi yang rambutnya
merah maka banyak uban justru menjadi pertanda baik. Karena pigmen atau
zat warna pheomelaninnya berkurang, kadar GSH lebih terjaga dan bisa
lebih optimal dalam melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
"Bukannya
menandakan usia yang makin tua, uban yang makin banyak justru
menandakan kondisi kesehatan yang lebih baik," kata Ismael Galvan yang
memimpin penelitian ini seperti dikutip dari Livescience, Jumat
(20/7/2012).
Sayangnya seperti dikatakan oleh
Galvan, penelitian ini baru dilakukan pada babi hutan yang memang
diyakini memiliki kemiripan proses pigmentasi dengan manusia. Namun
diperkirakan, hubungan antara warna rambut dengan risiko kanker tidak
akan jauh berbeda ketika diterapkan pada manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar