17 October 2012 09:34
Bagi sebagian hewan, memiliki
rambut berwarna cerah dianggap lebih menguntungkan dari segi penampilan.
Namun, bagi beberapa hewan lainnya, memiliki rambut uban yang berwarna
abu-abu justru menjadi tanda kesehatan. Sebuah penelitian terbaru
menunjukkan babi hutan yang tubuhnya diselimuti rambut kemerahan
menderita lebih banyak kerusakan sel ketimbang babi hutan berambut
abu-abu. Penyebabnya adalah produksi pigmen merah akan menyedot
antioksidan yang sebenarnya berfungsi sebagai pemburu radikal bebas yang
dapat merusak sel tubuh.
"Semua
vertebrata termasuk manusia memiliki pigmen melanin yang sama pada
kulit, rambut, dan bulu," kata Ismael Galvan, peneliti dari Museo
Nacional de Ciencias Naturales di Spanyol.
Temuan
Galvan, yang diterbitkan dalam jurnal Physiological and Biochemical
Zoology, dapat memberikan petunjuk menarik tentang konsekuensi
fisiologis dari pigmentasi. Penelitian pada manusia menemukan bahwa
rambut kemerahan dan pigmen merah keduanya dipicu melanin di kulit
terkait dengan tingkat kanker yang lebih tinggi.
Melanin adalah pigmen yang menentukan warna kulit, rambut, dan bulu. Ada dua jenis melanin, yakni eumelanin yang berwarna coklat atau hitam, serta pheomelanin yang menghasilkan warna-warna cerah seperti merah. Tidak seperti eumelanin, pheomelanin membutuhkan bahan kimia yang disebut glutathione, atau GSH, untuk menghasilkan warna cerah.
GSH
adalah antioksidan yang dapat menghentikan reaksi kimia oksidasi.
Reaksi oksidasi memicu terbentuknya radikal bebas yang pada gilirannya
menyebabkan kerusakan sel tubuh.
Galvan dan
rekan-rekannya ingin mengetahui apakah memproduksi rambut cerah akan
menyedot GSH dan menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lebih rentan terhadap
radikal bebas. Mereka meneliti stres oksidatif pada babi hutan dari
barat daya Spanyol untuk mengukur tingkat kerusakan akibat radikal
bebas.
Mereka menemukan kandungan pheomelanin
paling tinggi terdapat pada rambut babi hutan. Pada saat yang sama
kandungan GAS dalam sel otot babi hutan menurun disertai tingkat stres
oksidatif yang semakin tinggi.
"Ini menunjukkan
pheomelanin yang bertanggung jawab untuk pewarnaan cerah menyebabkan
babi hutan lebih rentan mengalami kerusakan oksidatif," kata Galvan.
Sementara itu, babi hutan dengan rambut abu-abu, yang menggambarkan
absennya melanin, menunjukkan kondisi yang lebih bugar.
Galvan
mengatakan, seperti halnya manusia, babi hutan juga menunjukkan rambut
uban di sekujur tubuh mereka. Namun bedanya, babi hutan beruban justru
menunjukkan kondisi kesehatan yang prima.
"Rambut uban pada manusia menjadi tanda pertambahan usia sekaligus menggambarkan penurunan kondisi fisik," ujar Galvan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar